PONDOK PESANTREN DAARUL HIJROH
Adalah Pon Pes Daarul Hijroh sebuah nama yang sederhana berdiri pada Tahun 1412 H/1991 M. tepatnya Minggu Paing 20 Shofar 1412 Hijriyah, bertepatan 01 September 1991 Masehi. Dimana Pon Pes tersebut berdiri diatas tanah pribadi yang sekaligus dengan biaya sendiri tanpa sepeserpun sumbangan yang mengalir untuknya dari pihat terkait setempat atau donatur tetap hingga saat kini. Mengingat tuntutan masyarakat setempat untuk mendirikannya sebagai solidaritas sekaligus kepedulian mereka kepada mendiang Almarhum Kiyai Mastufa H. Moh. Kholil Sholihan {wafat thn 1983 M} dimana saat itu beliau dikenal sebagai ‘Ulama’ Salaf dan Sufy. Maka untuk mengembalikan Hith-thohnya semula sebagai Pon Pes yang aktifitasnya hanya untuk kitab kuning secara lesehan, berdirilah Pon Pes tersebut yang dibina oleh putra ketujuhnya yang bernama H. ‘Aly Mahfudz Moh. Kholil Sholihan {‘AMKHOSH}. Dinama beliau sejak umur 14 tahun oleh orang tuanya dilemparkan ke Mekah Saudi Arabia pada tahun 1975-1988. Karena beliau beranggapan kalau putra katujuhnya sudah mampu untuk menyelam kelautan ‘Ilmu Agama yang lebih dalam dan luas sekaligus sebagai penggantinya. Sejak saat itulah beliau mulai belajar dan belajar, selalu keluar masuk dari ladang satu kaladang lain. Diantaranya sebagai induk tempat-tempat yang telah digulutinya adalah Tahfidzil Qu’an beserta Qiro-atus Sab’ahnya di Masjidil Harom Mekah selama beberapa tahun bersama guru besarnya Asy-Syaikh Muhammad Hasany Al-Fathony dan Madrosah Ash-Shoulatiyah. Sebuah Madrosah tersepuh di Saudi Arabia yang terletak dikampung Haarotul Baab Asy-Syubaikah diantara Jabal Ka’bah dan kuburan Asy-Syubaikah {yang pada saat ini telah ludes dan bidiarkan sebagai tempat lapangan sepak bola oleh penganut Wahabiyah}. Disanalah beliau menghabiskan waktu untuk belajar segenap Ilmu Tafsir, Hadits, Fiqhi, Aqidah, Ushuluddin, Falak. Bahkan kedokteran dls.
Diantara segenap Guru Besarnya adalah: 1- Abul Fida’ Asy-Syaikh Muh. Yasin bin Muh. ‘Isa Al-Fadany. 2- Asy-Syaikh ‘Abdulloh bin Muhammad bin Sa’id bin ‘Ubbad Asy-Syahary Al- Lihajy Al- Hadromy. 3- Asy-Syaikh Isma’il bin Isma’il bin ‘Utsman bin Zain Al- Yamany Al- Hadhory. 4- Asy-Syaikh As- Sayyid Muhammad bin ‘Alawy bin ‘Abbas bin ‘Abd. ‘Aziz Al- Hasany Al-Maliky. 5- Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Iwadh bin Minqosy Al-Yamany. 6- Asy-Syaikh ‘Ala-uddin Al-Afghoony 7- Asy-Syaikh Muhammad Sa’id Al-Baqistaany. 8- Asy-Syaikh Saifur Rohman Al-Hindy. 9- Asy-Syaikh ‘Abdul Hafidz Al-Hindy dan masih banyak lagi para ‘Allaamah yang telah ditimba ‘Ilmu mereka olehnya. Semoga saja semua ‘Ilmu yang didapatinya bermanfa’at bagi dirinya pada khususnya dan ummat pada umumnya. Amin 3x……..!
Dan hingga saat ini beliau masih selalu aktif bersama Naskah dan Tarjamahan yang belum pernah ada dibumi Indonesia ini. Karena sengaja beliau tidak mau untuk mempublikasikannya apalagi untuk diperjual belikan, terkecuali difoto copy atas uang pribadinya sendiri dan dibagi-bagikan kepada siapa saja yang berminat dengan secara cuma-cuma. Disamping aktifitas sehari-harinya belajar dan mengajar selalu beliau laksanakan sebagai satu kewajiban pokok kepada anak asuhnya secara gratis. Baik gedung dan lain sebagainya sejak masuk hingga keluar Pon Pes. Bahkan sebagian kitab pelajaran merekapun, kalau dilihat orang tuanya tidak mampu untuk membelinya beliau selalu membantunya.
Ketika ditanya: Kenapa harus begitu? Beliau menjawab: Ini adalah sebagian kecil rutinitas guru-guru kami yang termulya disaat kami belajar. Dimana para beliau selalu aktif membantu para muridnya. Dan kini kesempatan emas bagi kami untuk
menikmati apa-apa yang telah dinikmati oleh para guru kami.
Mata Pelajaran Pon Pes Daarul Hijrih dalam seminggu.
Didalam seminggu, semua mata pelajaran langsung beliau sendiri yang turun tangan untuk mengajar para muridnya, terkecuali sebagian kecil yang ditugaskan kepada beberapa muridnya yang sudah dianggap mampu untuk menyampaikan mata pelajaran kepada murid yang baru.
Sedangkan mata pelajaran yang langsung disampaikan sendiri diantaranya sbb: 1- Qiroo-atus Sab’ah. 2- Tafsir Jalaalaini yang dikombinasi dengan Ibnu Katsir dan Fiy Zhilaalil Qur’an {karangan As-Sayyid Quthub}. 3- Kutubus Sitti {yang kini memasuki tahun 1431H/2010M masih Shohih Muslim}. 4- Bulughul Marom. 5- Al-Azdkar. 6- Riyadush Sholihin. 7- Segenap Hadits Arba’in. 8- Bustanul ‘Arifin. 9- Tanbihul Ghofilin. 10- At-Taqrib yang dikombinasi dengan Fathul Qorib dan Al-Mihal serta beberapa kitab Fiqih. 11- Rohmatul Ummah fikh Talaafil A-immah. 12- Ushuluddin. 13- Nurul Yaqin yang dikombinasi dengan Bada-i’uz Zuhur dls. Dan yang tidak kalah pentingnya beliau sekaligus sebagai Al-Mursyid dari Thoriqoh An-Naqsabandiyah Al-Qoodiriyah penerus mendiang kakek dari ibunya Al-Mursyid KH. Isma’il bin H. A. Ghofur.
Kewajiban para murid Pon Pes Daarul Hijroh.
Sudah barang tentu, setiap murid yang masuk ke Pon Pes tersebut diwajibkan menghafal Juz ‘Amma dan Surat tujuh, minimal Surat Wadh-Dhuhaa hingga Akhir dan Hadits Arba’in serta Shorf berikut Nahwunya. Bahkan apabila ada salah satu muridnya ketahuan melanggar undang-undang Pon Pes, beliau tidak segan-segan mengusir dan memulangkannya dengan paksa.
Ketika ditanya: Kenapa anda terlalu disiplin terhadap mereka? Beliau menjawab: ‘Ilmu tidak akan bertengger dihati seseorang yang tidak punya kedisiplinan hidup dan bisa jadi dia akan mengalami kegagalan dalam hidup, walapun dia telah memiliki jabatan paten. Percayalah, dia sama sekali tidak akan memiliki wibawa dan karisma dimata hati anak buahnya, apalagi dimata Alloh. Suksesnya seorang pemimpin adalah pemimpin yang mensukseskan bawahannya.
Demikianlah sekilas Bio Data Singkat Pendiri dan berdirinya Pon Pes Daarul Hijroh {Timur Dam} Kel. Tunjung Kec. Burneh Kab. Bangkalan Madura Jatim.